5 alasan Klaim asuransimu Di Tolak


Bagaimana Menyikapi Berita Negatif Tentang Asuransi?

Dulu setiap kali ada berita viral yang negatif mengenai perusahaan tempat saya bekerja 9 tahun terakhir ini, saya pasti panik cenderung baper. Langsung bikin macam-macam status untuk membela Prudential. Macam pahlawan kesiangan! Hiyaaaaaah...

Beberapa tahun belakangan, kebijaksanaan saya membaik terkait hal tersebut. Kalau ada berita negatif mengenai asuransi, saya jauh lebih woles dan tidak defensif. Koq bisa? Ya bisa, karena pada akhirnya saya memahami point-point berikut :

1. Yang namanya customer, mau produk atau jasa merk apapun ya kalau puas cenderung anteng kalem. Tapi kalau kecewa...wah kalau bisa Penguin di benua Antarktika pun harus tahu! Apalagi bicara produk keuangan seperti asuransi. Siapa yang berani gembar-gembor habis terima uang klaim dalam jumlah puluhan juta, ratusan bahkan milyaran? Yang puas sama manfaat asuransi itu banyak, buanyaaaaaaak! Tapi mereka cenderung memilih diam bertapa dalam hening Manusiawi sih soalnya ngeri jadi korban kejahatan atau dipinjamin duit sana sini kalau pada tahu dia barusan nerima uang klaim dalam jumlah besar. Masuk akal?

2. Bad news is a good news! Pernah seorang pengguna platform e-commerce membuat postingan mengenai kekecewaannya berbelanja di sana. Hanya dalam hitungan jam, postingan tersebut menjadi sangat viral direspon oleh ribuan orang melalui komen dan share. Lalu sebagai pengguna yang merasa sangat puas dan senang berbelanja di sana, saya membuat tulisan review positif tentang platform tersebut. Bagaimana nasib tulisan saya itu? Sepi! Sepiiiiiii bagai beranak dalam kubur Yayaya...emang udah bawaan orok kalau netizen tuh emang begitu Jadi saya memilih stop baper kalau ada berita positif mengenai asuransi yang kalah viral dibandingkan berita negatif asuransi.

3. Prudential itu bukan perusahaan keuangan kemarin sore. Sudah 172 tahun berdiri di dunia dan 25 tahun hadir di Indonesia. Tidak akan mungkin bisa eksis begitu lama kalau bisnisnya tidak running secara berkelanjutan. Bisnis yang bisa running terus menerus ya karena adanya banyak trust dari para nasabah. Jumlah klaim yang kami bayarkan tiap tahun itu bukan lagi dalam jumlah Milyaran, tapi sudah tembus angka Trilyunan! Semua angka yang sudah diaudit baik klaim, kinerja investasi, jumlah aset, perolehan premi dsb dipaparkan secara terbuka kepada publik.

4. Prudential memang bukan perusahaan kemarin sore, lantas apakah itu menjadi jaminan bahwa nasabah tidak akan kecewa? Ya jelas tidak! Mau bisnis apapun, pasti ada customer yang merasa tidak puas dan kecewa. Tapi apakah dengan begitu bisnisnya langsung tutup? Kita pasti pernah membaca komplain pengguna provider X bahwa signalnya sangat jelek bahkan pulsanya hilang tiba-tiba. Tapi provider X ya tidak akan gulung tikar karena memang masih banyak pengguna lainnya yang merasa puas. Begitu juga kita pasti pernah membaca ada nasabah bank X yang komplain karena saldonya tiba-tiba berkurang banyak, tapi apa lantas itu membuat nasabah lainnya segera tutup rekening? Intinya bisnis apapun memang berpotensi membuat customernya tidak puas dan kecewa. Tapi selama para pihak di bisnis tersebut mau bebenah diri menjadi lebih baik dan mengkoreksi kesalahan-kesalahan di masa lampau, then the business must go on!

5. Seringkali wartawan atau netizen yang menulis berita negatif mengenai asuransi, mereka tidak mampu menulis secara detail. Misal, mereka hanya menyorot soal klaim tidak dibayar. Sebatas itu! Tapi mereka tidak mampu menjelaskan alasan mengapa klaim sampai ditolak. Analoginya sih mirip sama wartawan atau netizen yang bikin tulisan heboh “Artis X Cerai!” tapi sebenarnya gak paham alasan mengapa si artis sampai memutuskan untuk bercerai.

6. Kalau ada berita negatif yang viral mengenai asuransi, kenapa sih pihak humas perusahaan tidak pernah memberikan klarifikasi secara terbuka kepada publik? Karena tidak boleh! Perusahaan asuransi harus menjaga segala kerahasiaan nasabah. Sekalipun memang nasabahnya salah. Nah lho? Serba salah kan ya? Makanyaaaaa...para agent asuransi yang akhirnya tahu cerita sebenarnya mengapa sampai klaim ditolak atau kejadian negatif lainnya, kita tuh hanya bisa menghela nafas panjang dan ngurut dada masing-masing! Kita tidak boleh melakukan publikasi secara umum, jadi cukup tahu di internal masing-masing saja. Palingan jadi geli sendiri kalau yang komen soal berita negatif itu sangat lebay padahal tidak paham duduk perkara. Apalagi kalau sampai pihak kompetitor nambah-nambahin bumbu biar makin sedap dan gurih. Bah!

Ebuseeet...jadi panjang nih ceritanya Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa memberikan sudut pandang yang baru ya kepada pembaca